Pemisahan Langit dan Bumi (QS 21: 30; QS 41: 11-12;QS 7: 54)
“ Dan apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
” (Al Qur’an, 21:30)
Kata “ratq”
yang di sini diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk
pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan
antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa
sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur
dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah
salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Dalam ayat
tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu
terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali
tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal
berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu,
termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung
dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal
ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya
untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan
tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita
bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita
pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar