Bintang
Bintang
adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan
cahaya sebagai sumber cahaya dan terdiri atas gas pijar. Bintang merupakan seluruh benda angkasa yang
dapat memancarkan cahayanya sendiri yang berasal dari reaksi-reaksi kimia,
sehingga menimbulkan variasi warna yang berbeda - beda. Karena cahaya yang ditimbulkan atau dihasilkan oleh suatu
bintang semuanya berasal dari sebuah reaksi kimia (reaksi fusi), sehingga
menghasilkan spektrum - spektrum tampak berupa cahaya yang bervariasi warnanya.
Bintang yang terdekat dengan bumi adalah matahari. Matahari dikelilingi oleh planet - planet anggota tata surya
seperti planet, merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.
Sifat Bntang
Pada dasarnya
materi antar bintang bintang adalah gas dan campuran debu. Debu memiliki peran
penting karena partikel sub-mikron dalam debu menghamburkan cahaya tampak
sedemikian efisien sehingga absorpsi antar bintang mempengaruhi hampir seluruh
pengamatan optik. Materi antar bintang juga berperan dalam pembentukan Awan
Molekular Raksasa (GMCs, Gas Molecular
Clouds), di mana sebagian besar pembentukan bintang terjadi.
Perilaku gas
antar bintang berbeda-beda di tempat yang berbeda. Sebagian besar gas netral
(HI),beberapa bersuhu rendah (100 K) dan beberapa lebih tinggi suhunya
(beberapa ribu K); namun di sekitar bintang yang sangat panas hidrogen tersebut
terionisasi (Region HII pada hampir 104 K). Juga, Supernova dapat
memanaskan beberapa region hingga 106 K. Terakhir, pada GMC gas
dapat sangatdingin (20 K) dan hidrogennya terutama berbentuk molekular. Yang
menjadi paradoks, distribusi region yang sangat dingin dan sebagian besar
hidrogen terionisasi bisa sangat mirip, secara umum maupun dalam detail, karena
GMC adalah region di mana pembentukan bintang dimulai sehingga mereka juga
mengandung region HII yang berasal dari pembentukan bintang
Ciri-ciri yang akan dimiliki oleh suatu bintang secara garis besar
ditentukan oleh massa awalnya: semakin besar massanya, maka semakin tinggi pula
luminositasnya, dan semakin cepat pula ia akan menghabiskan bahan bakar
hidrogen pada inti. Lambat laun, bahan bakar hidrogen ini akan diubah menjadi
helium, dan bintang yang bersangkutan akan mulai berevolusi. Untuk melakukan
fusi helium, diperlukan suhu inti yang lebih tinggi, oleh sebab itu intinya
akan semakin padat dan ukuran bintang pun berlipat ganda — bintang ini telah
menjadi sebuah raksasa merah. Fase raksasa merah ini relatif singkat, sampai bahan bakar heliumnya juga
sudah habis terpakai. Kalau bintang tersebut memiliki massa yang sangat besar,
maka akan dimulai fase-fase evolusi di mana ia semakin mengecil secara
bertahap, sebab terpaksa melakukan fusi nuklir terhadap unsur-unsur yang lebih
berat.
Adapun nasib akhir sebuah bintang bergantung pula pada massa. Jika massanya
lebih dari sekitar delapan kali lipat Matahari kita, maka gravitasi intinya
akan runtuh dan menghasilkan sebuahsupernova; jika tidak, akan menjadi nebula planet, dan terus berevolusi menjadi sebuah katai putih.Yang tersisa setelah supernova meletus adalah
sebuah bintang neutron yang sangat padat, atau, apabila materi
sisanya mencapai tiga kali lipat massa Matahari, lubang hitam. Bintang-bintang ganda yang saling berdekatan evolusinya bisa lebih rumit lagi, misalnya, bisa
terjadi pemindahan massa ke arah bintang rekannya yang dapat menyebabkan
supernova.
Nebula-nebula planet dan supernova-supernova diperlukan untuk proses
distribusi logam di medium antarbintang; kalau tidak demikian, seluruh bintang-bintang baru (dan juga
sistem-sistem planet mereka) hanya akan tersusun dari hidrogen dan helium saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar