*..Selamat Datang teman-teman, Terima Kasih Telah berkunjung..*

Kamis, 22 November 2012

Bintang


   Bintang



Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya dan terdiri atas gas pijar.  Bintang merupakan seluruh benda angkasa yang dapat memancarkan cahayanya sendiri yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, sehingga menimbulkan variasi warna yang berbeda - beda. Karena cahaya yang ditimbulkan atau dihasilkan oleh suatu bintang semuanya berasal dari sebuah reaksi kimia (reaksi fusi), sehingga menghasilkan spektrum - spektrum tampak berupa cahaya yang bervariasi warnanya. Bintang yang terdekat dengan bumi adalah matahari.  Matahari  dikelilingi  oleh planet - planet anggota tata surya seperti planet, merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan  neptunus. 


Sifat Bntang





Pada dasarnya materi antar bintang bintang adalah gas dan campuran debu. Debu memiliki peran penting karena partikel sub-mikron dalam debu menghamburkan cahaya tampak sedemikian efisien sehingga absorpsi antar bintang mempengaruhi hampir seluruh pengamatan optik. Materi antar bintang juga berperan dalam pembentukan Awan Molekular Raksasa  (GMCs, Gas Molecular Clouds), di mana sebagian besar pembentukan bintang terjadi.

Perilaku gas antar bintang berbeda-beda di tempat yang berbeda. Sebagian besar gas netral (HI),beberapa bersuhu rendah (100 K) dan beberapa lebih tinggi suhunya (beberapa ribu K); namun di sekitar bintang yang sangat panas hidrogen tersebut terionisasi (Region HII pada hampir 104 K). Juga, Supernova dapat memanaskan beberapa region hingga 106 K. Terakhir, pada GMC gas dapat sangatdingin (20 K) dan hidrogennya terutama berbentuk molekular. Yang menjadi paradoks, distribusi region yang sangat dingin dan sebagian besar hidrogen terionisasi bisa sangat mirip, secara umum maupun dalam detail, karena GMC adalah region di mana pembentukan bintang dimulai sehingga mereka juga mengandung region HII yang berasal dari pembentukan bintang

Ciri-ciri yang akan dimiliki oleh suatu bintang secara garis besar ditentukan oleh massa awalnya: semakin besar massanya, maka semakin tinggi pula luminositasnya, dan semakin cepat pula ia akan menghabiskan bahan bakar hidrogen pada inti. Lambat laun, bahan bakar hidrogen ini akan diubah menjadi helium, dan bintang yang bersangkutan akan mulai berevolusi. Untuk melakukan fusi helium, diperlukan suhu inti yang lebih tinggi, oleh sebab itu intinya akan semakin padat dan ukuran bintang pun berlipat ganda — bintang ini telah menjadi sebuah raksasa merah. Fase raksasa merah ini relatif singkat, sampai bahan bakar heliumnya juga sudah habis terpakai. Kalau bintang tersebut memiliki massa yang sangat besar, maka akan dimulai fase-fase evolusi di mana ia semakin mengecil secara bertahap, sebab terpaksa melakukan fusi nuklir terhadap unsur-unsur yang lebih berat.

Adapun nasib akhir sebuah bintang bergantung pula pada massa. Jika massanya lebih dari sekitar delapan kali lipat Matahari kita, maka gravitasi intinya akan runtuh dan menghasilkan sebuahsupernova; jika tidak, akan menjadi nebula planet, dan terus berevolusi menjadi sebuah katai putih.Yang tersisa setelah supernova meletus adalah sebuah bintang neutron yang sangat padat, atau, apabila materi sisanya mencapai tiga kali lipat massa Matahari, lubang hitam. Bintang-bintang ganda yang saling berdekatan evolusinya bisa lebih rumit lagi, misalnya, bisa terjadi pemindahan massa ke arah bintang rekannya yang dapat menyebabkan supernova.

Nebula-nebula planet dan supernova-supernova diperlukan untuk proses distribusi logam di medium antarbintang; kalau tidak demikian, seluruh bintang-bintang baru (dan juga sistem-sistem planet mereka) hanya akan tersusun dari hidrogen dan helium saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar